Senin, 09 Februari 2009

ku lihat malaikat menyapu..

pagi telah ku saksikan gelombang merah
membahana di seluruh negeri nabi,
ataupun dentuman lebih dari sekedar auman harimau,
menyuarakan keangkuhan...
mentasbihkan diri...
dan mengangkat mahkota sendiri,
dia telah mencuri dari Tuhan.

kilau malam yang semula bercahaya
tak tentu waktu, telah mengobarkan jeritan
tangis...
kesedihan untuk mengakhiri keharmonisan hidup,
sejak berpuluh-puluh tahun lalu
terus bergelombang bak kurva sinus
sampai tangisku berdarah
negeri itu masih gelap.

aku suruh bumi menelan malam
dan segera melahirkan siang yang dinanti,
hanya saja tak ada yang berubah
seolah rangkaian senar kehidupan yang mati
bahkan saudara negeri itu tak mampu menegakkan kelopak mata
agar sejenak menghadiahkan rona baru.

sampai ubunku telah membeku
kilatan hitam dikepalaku telah memutih
tegangnya kulit ari hampir layu
dan matahari mulai mengantuk
serta merta angkasa tak karuan untuk berirama
negeri itu tetap suram...
negeri itu tetap meraung...
negeri itu tetap terluka...

kecuali engkau,
kawan-kawan ku
yang mengikrarkan dalam hatinya muslim
yang melegalkan Tauhid
yang mencintai Sang Nabi
Yang masih tersimpan anugerah kasih Tuhan untuk mengulurkan tangan putih pada saudara-saudara di negeri itu

peduli utuk berdoa
peduli mencucurkan kemegahan
peduli untuk mengangkasakan tangan melafadzkan takbir,
peduli untuk berdarah merah..
mari acungkan semua niatan perjuangan itu,
agar nanti kau dan aku melihat malaikat menyapu,
mensucikan Negeri Sang Nabi dari ZIONIS!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar